Selasa, 27 Juli 2010

Jika Gigi Permanen si Kecil Terlambat Tumbuh

Gigi susu si kecil nantinya akan tanggal dan digantikan dengan gigi permanen. Tapi beberapa anak memiliki jarak waktu yang lama antara gigi susu yang copot dengan tumbuhnya gigi permanen. "Jika kesenjangan terjadi hingga setahun, maka masih dianggap normal," ujar Profesor Dennis J. McTigue, ahli kedokteran gigi anak dari Ohio State University dan direktur American Board of Pediatric Dentistry, seperti dikutip dari Babycenter, Rabu (14/7/2010).

McTigue menuturkan kondisi ini disebut dengan 'delayed eruption', yaitu keterlambatan tumbuhnya gigi permanen saat gigi susunya copot karena memang sudah waktunya tanggal, terjatuh atau gigi susu yang muncul terlalu cepat. Terkadang memang gigi permanen ini baru muncul setelah lebih dari setahun.

Kondisi ini bisa terjadi karena adanya tekanan dari gigi permanen atau gigi permanen belum siap untuk muncul. Gigi permanen kadang memiliki kantung perkembangan di sekitar akar gigi yang terlarut.

Jika anak rutin berkunjung ke dokter gigi, maka hal ini bisa diketahui dengan pasti. Pada kondisi tertentu terkadang anak harus melakukan X-ray untuk mengetahui apa yang terjadi.

Jika anak sudah berusia 6 atau 7 tahun, maka biasanya dokter akan melakukan suatu perawatan untuk membantu gigi permanen tumbuh. Misalnya membantu mendorong gigi permanen agar tumbuh atau muncul. Namun kondisi ini jarang terjadi pada anak-anak.

Beberapa kondisi kesehatan juga bisa membuat gigi permanen mengalami keterlambatan pertumbuhan seperti adanya retensi gigi susu, gangguan pada rahang, kekurangan vitamin D, hipotiroid dan Gardner syndrome. Gangguan pertumbuhan gigi bisa juga terjadi sejak masa pertumbuhan embrio, janin masih di dalam kandungan atau saat pertumbuhan anak.

Gigi anak yang pertama kali muncul adalah gigi depan seri bawah yang dilanjutkan dengan gigi seri depan atas, lalu secara bergantian akan muncul gigi-gigi disamping gigi seri tersebut. Namun pertumbuhan dan perkembangan gigi setiap anak berbeda-beda, dan tidak semua anak mengalami hal yang sama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar